Antara Gabriel Ruelas ,  Jimmy Garcia dan Amirullah Aditya Putra
Sudah sangat lama rasanya saya ingin menulis tentang Gabriel Ruelas .Salah satu  petinju berbakat luar biasa yg pernah dimiliki oleh dunia tinju.Bersama adik dia yg bernama Rafael Ruelas (bukan saya tapi ya hehe) ,mereka pernah sangat memberi warna terhadap dunia tinju untuk kelas ringan.Gabriel dan Rafael bermain di kelas yg berbeda yaitu di kelas Feather weight (kelas bulu) sedangkan rafael bermain di kelas lightweight(ringan).Mereka berasal dari Yerbabuena ,Yalisco ,Meksiko dan berimigrasi ke AmerikaSerikat ketika Gabriel Ruelas berusia 7 tahun .
Apa yang ingin saya tulis adalah masalah pertandingan Gabriel Ruelas melawan petinju dari Barranquilla ,Kolumbia  yaitu Jimmy Garcia  yg terjadi pada pada 4 May 1995 .pertandingan yg berakhir dengan kemenangan Ruelas dg KO pada ronde ke 11 .Jimmy Garcia kemudian tidak sadarkan diri setelah pertandingan tersebut dan langsung dibawa ke rumah sakituntuk mendapat perawatan.namun setelah 13 hari koma dan mengalami kerusakan di otak Jimmy Garcia akhirnya meninggal dunia.
Tentu semuanya bertanya apa hubungannnya antara Gabriel Ruelas ,Jimmy Garcia dengan adik kita
taruna dari Sekolah Tinggi ilmu Pelayaran (STIP) Marunda,Amirullah Adiitya Putra .Amir yg bercita cita untuk menjadi pelaut namun cita citanya harus kandas karena kebrutalan para seniornya  yg diluar batas.Nanti kita akan bisa melihat betapa senior seniordari Amirullah Aditya putra ini sebenarnya hanya sekumpulan manusia manusia buas yg pengecut dan tak punya rasa bersalah sama sekali.
Kembali ke Gabriel Ruelas,sebagai petinju berbakat Gabriel bersama sang adik Rafael terbilang cepat bersinar prestasinya di dunia tinju ini.Gabriel  bergabung di sasana yg dimiliki oleh Joe Goossen pada umur 12 tahun dan melalui proses latihan yg spartan dan melalui berbagai kompetisi tinju amatir dengan rekor  55 kali menang dan hanya 3 kali kalah sertagelar California  Golden Gloves championship ,Gabriel sudah diprediksi oleh banyak pengamat tinju kalau dia akan menjadi juara suatu hari nanti.Prediksi yang kemudian terbukti ketika Gabriel beralih ke tinju pro pada tahun 1988.Gabriel mencatat kemenangan sebanyak 21 kali tanpa terkalahkan .namun yg ironisnya Gabriel justru kalah pada pertandingan pertamanya melawan  Jeff franklin.cedera pada siku memaksa gabriel harus berhenti apda ronde ketujuh.
Tahun 1991 Gabriel berhasil merebut gelar NABF  super Featherweight dengan mengalahkan Eduardo Montoya dengan kemenangan KO pada ronde pertama.Kemenangan yg membawa Gabriel ruelas ke jajaran elit petinju di kelas featherweight dan punya kesempatan untuk menantang sang juara  yangsaat itu disandang oleh Azumah Nelson dari Nigeria .Gabriel akhirnya berkesempatan untuk menantang Azumah Nelson pada tahun 1993 .pertandingan yang diadakan di Stadion azteca Mexico city berlangsung selama dua belas ronde dan sarat dengan jual beli pukulan.Namun akhirnya Azumah nelson dinyatakan sebagai pemenang walau dengan kemenangan tipis .
Walaupun menderita kekalahan namun penampilan beringas Gabriel diatas ring menghentak jagat tinju dunia dan langsung menempatkan dia sebagai salah satu petinju favorit .dan ketika akhirnya kesempatan untuk meraih gelar juara kembali datang,Gabriel tidak menyia nyiakan kesempatan tersebut.
Pertandingan yg berlangsung di MGM Grand Las Vegas  pada tahun 1994 tercatat sebagai pertandingan yg sangat dinantikan oleh penggemar tinju saat itu.berhadapan dengan Jesse james Leija ,pertandingan berlangsung dengan keras,brutal dan diwarnai pukulan pukulan yg keras dari kedua petinju.ruelas sempat terjatuh pada ronde pertama dan akhirnya kembalibangkit untuk meraih angka.Ruelas akhirnya memenangkan pertandingan tersebut  dan menjadi juara WBC Super featherweight.
Gabriel sempat dua kali mempertahankan sabuk juara yg dimilikinya sebelum akhirnya pada 4 may 1995 dia memmpertahankan gelar nya melawan petinju dari Kolumbia ,Jimmy Garcia.Partai antara Gabriel  dan Jimmy Garcia ini sendiri merupaka partai tambahan pada pertadingan utama di kelas ringan  antara juara dunia saat itu yaitu Oscar dela Hoya melawan adik kandung dari Gabriel yaitu Rafael Ruelas.
Pertandingan antara  Gabriel Ruelas melawan Jimmy sendiri berlangsung dengan keras dan saling melontarkan pukulan keras yg mereka miliki.Ronde 11 akhirnya Jimmy garcia tidak bisa menlanjutkan pertandingan danakhirnya Gabriel ruelas dinyatakan sebagai pemenang.banyak yg menyesalkan sudut dari Jimmy garcia yg tidak berusaha melempar handuk melihat kondisi garcia yg mulai kepayahan sejak dari ronde 5.
Garcia sendiri tidak sadarkan sendiri dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah pertandingan tersebut.garcia mengalami kerusakan otak yg cukup parah kata para dokter di rumah sakit dan koma selama 13 hari sebelum akhirnya meninggal apda 19 May 1995.kematian Jimmy cukup memukul perasaaan keluarga ,dan semua insan tinju dunia tentunya.
Namun sebenarnya yg paling menaggung beban moral setelah kematian jimmy garcia justru Gabriel ruelas sendiri.Gabriel tidak pernah menjadi petinju yg sama lagi .Ruelas  dihantui perasaan bersalah yg sangat besar yg kemudian berakibat menurunnya kemampuan dia bertinju,.Kematian Garcia cukup membawa beban mental yg sangat luar biasa berat sepanjang hidup dan karir bertinju dia.
Masih di tahun 1995 ,Ruelas kembali punya kesempatan meraih gelar dan sekaligus melakukan revans terhadap Azumah  nelson,namun kembali dia kalah dalam pertandingan itu.gabriel benar benar seperti kehilangan naluri membunuhnya diatas ring .Walau sempat menang melawan arturo gatti pada tahun 1997 namun gabriel merasa sudah sangat kehilangan naluri membunuhnya ketiak bertanding. Dan akhirnya pada tahu 2003 Gabriel  Ruelas memutuskan untuk pensiun dari dunia tinju yg sudah membesarkan namanya.
Ada bebrapa kejadian yg cukup mengharukan ketika gabriel ruelas selalu menyisihkan sebagain pendapatannya untuk disumbangkan kepada keluarga jimmy garcia.dan juga bagaimana keluarga Jimmy Garcia seringmemberikan motivasi kepada gabriel bahwa kematian Jimmya Garcia bukan semata kesalahan dari gabriel.nasehat yg tentunya tidak sepenuhnya bisa membuat gabriel Ruelas kembali pulih seperti sebelum dia berhadapan dgn Jimmy garcia.
Saya  jadi berpikir bagaimana seorang petinju yg ketika berada diatas ring begitu brutal dalam menghabisi lawan lawannya bisademikian terpukul dan mempunyai perasaan bersalah yg sedemikian besar sampai sampai perasaan bersalah tersebut mengakhiri karier tinjunya yg sangat cemerlang.apakah perasaan bersalah ini dimiliki oleh para senior senior dari adik kita Amirullah Aditya Putra?apakah mereka begitu menikmati memukul juniornya yg dalam posisi tidak melawan alias diam?
Pertanyaan yg sangat menghantui keluarga dari adik kita Amirullah ini
Mudah mudahan cukup Amirullah ini yg menjadi korban terakhir dari kebrutalan manusia manusia pengecut itu



Comments

Popular posts from this blog

Dominasi Iran Di Matras Gulat Asian Games

Chinook CH-47 ,Si Bongsor Berbaling-Baling Ganda Yang Legendaris Di Medan Perang dan Bencana Alam

Pulau Robben...Pulau warisan dunia yang menyimpan sejarah kelam Afrika Selatan dan sejarah pemimpin anti apartheid Nelson Mandela