Dominasi Iran Di Matras Gulat Asian Games


Perhelatan Asian Games dicabang olahraga gulat disebut-sebut sebagai Olimpiade mini untuk cabang ini.Ini mengingat banyaknya pegulat-pegulat yang turun di Olimpiade Rio de Jeneiro Brazil kembali turun di even Asian Games ini.Tercatat nama-nama seperti Ota Shinabu dari Jepang yang meraih perak ,Ryo Honshu dari Korea Selatan yang juga meraih perak di Olimpiade dan peraih emas dari Iran ,Hasan Yazdani Cherati.Dan banyak lagi pegulat-pegulat dari negara-negara  eks Uni Soviet  dan juga dari India  yang pernah bertanding di Olimpiade  yang turun di Asian Games Jakarta kali ini.



Kehadiran pegulat-pegulat elit dunia ini sendiri membawa daya tarik  tersendiri bagi pelaksanan pertandingan di cabang olahraga gulat.Ini bisa terlihat dari antusiasme penonton yang selalu memadati venue pertandingan yang terletak di Assembly Hall Jakarta Convention Center.Penonton yang datang dari berbagai bangsa sangat antusias menonton pegulat idola mereka bertanding memperebutkan medali.Aksi foto bersama dengan pegulat juga menjadi sesi yang tidak dilewatkan begitu saja oleh para penonton.
Namun pertandingan di cabang olahraga gulat  di Asian Games kembali menjadi sebuah arena untuk kembali menegaskan superioritas Iran sebagai negara yang mendominasi perebutan medali di salah satu olahraga tertua di dunia ini.





Dengan raihan 5 medali emas di berbagai kelas sudah cukup untuk menempatkan Iran sebagai juara umum dan memuncaki klasemen untuk cabang olahraga gulat ini.
Di hari pertama cabang olahraga ini dipertandingkan (19 Agustus ) Iran sudah berhasil menggondol medali emas melalui Parvis Khordavirdi di kelas 125 gaya bebas putra (men frestyle) ,disusul oleh Ali Reza Karimimachiani dikelas 97 kilogram gaya yang sama.Emas ketiga Iran di hari pertama disumbang oleh peraih emas Olimpiade Rio de Jeneiro ,Hassan Yazdani Cherati.
Dua emas Iran lainnya dipersembahkan pegulat-pegulat mereka yang bermain di gaya Greco Roman, yakni Mouhammadali Abdoul Hamid Gerai dikelas 77 kilogram dan emas terakhir dipersembahkan oleh Nouri Hossen di kelas 87 kilogram .Pencapaian ini tentu sudah cukup menjadi bukti dominasi Iran di benua Asia untuk cabang olahraga ini.
Cabang olahraga gulat di  perhelatan Asian Games Jakarta kali ini memperebutkan 18 keping medali emas .Selain Iran yang meraih 5 emas tercatat beberapa negara lain juga yang mampu meraih lebih dari satu medali emas.Seperti Korea Utara,India,Korea Selatan ,China ,Uzbekistan dan Mongolia. 1 sisa emas lainnya di raih oleh pegulat dari Jepang yang juga peraih medali perak di Olimpiade Rio,Ota Shinabu.





ota shinabu

Korea Utara mengejutkan para pecinta gulat yang hadir di JCC Jakarta dengan torehan dua emas dari pegulat wanita mereka yakni Park Yong Mi dikelas 53 kilogram dan Jong Myung Suk yang turun di kelas 57 kilogram.Jong Myung Suk mendapat applaus yang hangat dari penonton mengingat parasnya yang cantik dan mirip dengan pemain drama Korea.
India juga menegaskan bahwa mereka juga layak diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan utama di cabang ini di kawasan Asia bahkan dunia.Emas untuk India diraih oleh pegulat  Bajrang Punia yang merupakan peraih medali perunggu di Kejuaraan Gulat Dunia di Budapest tahun 2013.Bajrang juga peraih medali perak ketika Asian Games di gelar di Incheon,Korea Selatan pada tahun 2014 .Dipartai final Bajrang Punia sukses mengkandaskan harapan pegulat Jepang ,Daichi Takatani.



Jong Myung Suk Pegulat putri Korea

Emas India lainnya diraih oleh Vinesh Phogat.Ya Vinesh Phogat adalah masih mempunyai hubungan keluarga dengan dua pegulat wanita India, Gheeta Khumari Phogat dan Babeeta Khumari Phogat.Kedua bersaudari ini terkenal setelah kisah hidup dan perjuangan mereka untuk mendobrak tradisi dalam olahraga gulat diangkat ke layar lebar oleh sineas terkemuka India ,Aamir Khan.Film dengan dengan judul “Dangal” ini  menjadi film yang cukup diperbincangkan beberapa waktu belakangan ini dan menjadi inspirasi anak-anak perempuan  di India untuk berprestasi di bidang olahraga.Vinesh Phogat ini adalah sepupu dari Gheeta dan Babeeta Phogat.
Tim gulat Indonesia sendiri sebagai tuan rumah dan turun disemua kelas yang dipertandingkan gagal meraih medali sama sekali.Pegulat-pegulat Indonesia  yang sudah berlatih selama 5 bulan di Bulgaria masih terlalu jauh kemampuannya ketika berhadapan dengan pegulat-pegulat dari negara lain.Bahkan rata-rata pegulat Indonesia sudah kalah ketika babak pertama.Hasil yang lumayan di  torehkan oleh pegulat Aliansyah yang berhasil mengalahkan pegulat Korea Utara di babak perdelapn final.Ini tentu suatu pencapaian yang sangat luarbiasa mengingat Korut adalah salah satu lumbung atlit gulat dengan prestasi dunia.Namun sayang di babak perempat final langkah Aliansyah terhenti oleh pegulat dari Cina.Pegulat Eko Roni juga berhasil melaju ke babak ke babak perempat final setelah mengalahkan pegulat asal Srilanka, Charles Fernando.Namun Eko Roni terhenti di babak perempat final oleh pegulat Cina,Liu Minghu dengan skor 10-5.
Disamping Eko Roni dan Aliansyah tercatat juga Papang Ramadhani yang bermain di kelas 130 kg gaya Greco Roman.Papang yang kalah dari pegulat Kazakhstan,Nurmakhan Tinaliev berhak untuk mengikuti babak “repecharge” atau babak kesempatan kembali karena pegulat Kazakhstan tersebut berhasil melaju ke babak final.Namun sayang Papang gagal mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia setelah dikalahkan pegulat asal Jepang,Arata Sonoda.
Hasil raihan tanpa medali sama sekali ini tentu sangat mengecewakan pendukung tuan rumah yang sudah sangat antusias memberikan dukungannnya.Namun mereka juga sadar bahwa ada perbedaan kualitas yang jauh antara pegulat Indonesia dengan lawan-lawan yang dihadapi.Beberapa penggemar dan pemerhati  juga menyarankan adanya evaluasi yang menyeluruh untuk  timnas gulat Indonesia
Beberapa pelatih timnas gulat  Indonesia yang ditemui juga belum bersedia memberikan keterangan tentang kegagalan yang dialami timnas gulat Indonesia.




Comments

Popular posts from this blog

44 Tahun Rumble in the Jungle ,Ali Bomaye,Ali Bomaye

Chinook CH-47 ,Si Bongsor Berbaling-Baling Ganda Yang Legendaris Di Medan Perang dan Bencana Alam